- Batas Wilayah
- Keterangan
- Jumlah Penduduk
- Sebelah Utara : Laut Jawa
- Sebelah Selatan: Kelurahan Padukuhan Kraton
- Sebelah Barat : Kelurahan Bandengan
- Sebelah Timur : Kelurahan Panjang Wetan dan Panjang Baru
Orbitrasi (Jarak dari Pusat Pemerintahan)
- Jarak dari Pusat Pemerintahan Kecamatan: 1 km
- Jarak dari Pusat Pemerintahan Kota: 4 km
- Jarak dari kota/Ibu kota Kabupaten: 10 km
- Jarak dari Ibukota Provinsi: 106 km
RW | Jumlah RT | Jumlah Jiwa | Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis kelamin | Jumlah Penduduk berdasarkan Usia | Jumlah KK | |||
Laki-laki | Perempuan | 0-15 tahun | 15-65 tahun | > 65 tahun | ||||
RW 01 | 4 | 463 | 231 | 232 | 104 | 327 | 32 | 163 |
RW 02 | 5 | 1208 | 618 | 590 | 282 | 832 | 94 | 423 |
RW 03 | 5 | 867 | 430 | 437 | 192 | 592 | 83 | 313 |
RW 04 | 5 | 1437 | 731 | 706 | 367 | 987 | 83 | 476 |
RW 05 | 9 | 2446 | 1245 | 1201 | 616 | 1697 | 133 | 814 |
RW 06 | 4 | 1054 | 529 | 525 | 247 | 748 | 59 | 362 |
RW 07 | 4 | 663 | 316 | 347 | 148 | 477 | 38 | 231 |
RW 08 | 5 | 632 | 297 | 335 | 98 | 479 | 55 | 234 |
RW 09 | 4 | 785 | 400 | 385 | 183 | 578 | 24 | 240 |
RW 10 | 6 | 1368 | 702 | 666 | 348 | 956 | 64 | 431 |
RW 11 | 6 | 761 | 373 | 388 | 173 | 558 | 30 | 240 |
RW 12 | 5 | 602 | 307 | 295 | 148 | 432 | 22 | 189 |
RW 13 | 3 | 699 | 373 | 326 | 176 | 500 | 23 | 205 |
T O T A L | 65 | 12.985 | 6.552 | 6.433 | 3.082 | 9.163 | 740 | 4.321 |
KEGIATAN DI TINGKAT KELURAHAN
Nonton Bareng Film Semesta
(Output 2.1.1)
PEMBELAJARAN
Setelah dilaksanakan nobar Film SEMES7A Pemuda Kandang Panjang tidak hanya belajar tentang perjuangan ketujuh tokoh untuk menjaga iklim, tetapi juga belajar tentang keberagaman budaya, agama, dan toleransi, dan melestarikan lingkungan
TANTANGAN
Kegiatan dimulai dan selesai tidak sesuai pada waktu yang sudah dijadwalkan.
HASIL
Penyadartahuan terhadap kaum muda khususnya pelajar terkait isu perubahan iklim yang terjadi di Kelurahan Kandang Panjang, Kota Pekalongan
Penanaman dan Pengelolaan Mangrove di Lokasi Pesisir Kota Pekalongan, Jawa Tengah
(Output 1.1.1)
PEMBELAJARAN
1. Minimnya ketersediaan bibit avicennia marina (brayo/ api-api) di kota pekalongan sehingga harus membeli bibit dari luar Kota Pekalongan (Kabupaten Rembang)
2. Lokasi penanaman (bandengan dan kandang panjang) terbuka, berada di dekat garis pantai yang langsung terpapar dengan ombak/gelombang
3. Lahan atau daratan tidak stabil di pesisir kandang panjang dan bandengan (luasan masih terus berubah), arus dan gelombang yang tinggi mengakibatkan adanya timbunan pasir (sedimentasi yang tinggi) yang mengakibatkan bibit tertimbun dan roboh di pesisir Bandengan, disatu sisi ketika pola arus dan gelombang berubah dapat pula mengakibatkan pengikisan subtrat media tanam / abrasi sehingga lahan atau daratan dapat hilang/berpindah.
4. Lahan penanaman kurang mendapat suplai air dan lumpur darat (sedimentasi dari darat), sehingga bibit kurang mendapat nutrisi. Mangrove memiliki tempat hidup yang spesifik yaitu wilayah yang cenderung terlindung/semi tertutup, ombak yang kecil, di wilayah intertidal yaitu wilayah yang terpengaruhi aktivitas pasang surut air laut, air payau dan air tawar/sungai.
5. Untuk menuju lokasi penanaman di pesisir bandengan harus menggunakan kapal sehingga tidak bisa di kunjungi atau di cek setiap waktu
6. Karakteristik substrat sebagian lokasi penanaman Cemara Laut di Long Storage Bandengan bersubstrat/tanah berbatu atau wadas yang kering
7. Pelibatan masyarakat lokal dalam penanaman mangrove masih minim karena kurangnya kesadaran masyarakat dan aktivitas sehari-hari yang tidak memungkinkan untuk ditinggalkan.
8. Untuk lokasi demplot di Degayu tantangannya adalah kondisi dan karakteristik lokasi penanaman yang tergenang 50 cm – 100 cm sehingga bibit tidak bisa ditanam dengan metode konvensional (bibit ditanam langsung di tanah lumpur atau pasir) sehingga penanaman dilakukan dengan menggunakan media bumbung. Hal tersebut menjadikan perawatan bibit yang ditanam tersebut harus mendapat perhatian dan perlakuan khusus yaitu harus memastikan media bumbung terisi substrat/lumpur dengan baik, sehingga bibit dapat terus hidup
TANTANGAN
1. Perlu adanya pemilihan jenis bibit dan metode penanaman yang sesuai dengan kondisi dan karakteristik lokasi yang didasari oleh analisa dan kajian yang baik.
2. Dalam melaksanakan penanaman mangrove harus mengetahui kondisi pasang surut air dan kecepatan angin untuk menentukan waktu penanaman
3. Karena adanya keterbatasan dan minimnya bibit mangrove di lokasi setempat maka perlu untuk memberdayakan masyarakat lokal untuk segera melakukan pembibitan, karena Bibit lokal cenderung lebih besar peluang/tingkat kelulushidupannya (survival rate) karena sudah beradaptasi dengan karakteristik subtrat, cuaca dan faktor-faktor berpengaruh lainya.
4. Membuat pengamatan tentang perubahan luasan tanah yang terjadi selama 1 bulan sebelum penanaman agar estimasi luasan penanaman bisa dimaksimalkan
5. Perlu adanya evaluasi dan kajian tentang perubahan ketinggian dan pola perubahan tanah atau daratan yang terjadi sehingga bisa menentukan area yang lebih aman untuk penanaman dan pasca penanaman bibit tidak tertutup pasir yang terbawa ombak
6. Perlu adanya jadwal dan sistem monitoring yang lebih baik agar bisa dilakukan pemeliharaan yang sesuai sehingga bisa menyelamatkan bibit yang baru ditanam paska penanaman.
7. Pelibatan komunitas dan masyarakat setempat dalam setiap kegiatan yang dilakukan dari persiapan, pelaksanaan penanaman hingga pasca penanaman mangrove yaitu monitoring mangrove beserta penyulaman mangrove yang telah di tanam perlu lebih ditingkatkan.
8. Perlu adanya proses adaptasi untuk bibit yang akan ditanam agar bisa menyesuaikan dengan kondisi lingkungan baru dan dapat bertahan hidup dengan kondisi baru di lokasi penanaman
HASIL
Kegiatan penanaman mangrove telah dilakukan di 3 lokasi yaitu Kelurahan Kandang Panjang, Degayu dan Kelurahan Bandengan Kecamatan Pekalongan Utara Kota Pekalongan pada bulan juli s.d oktober 2022 sejumlah 13.800 bibit avicennia marina (Brayo/ Api-api), 2500 bibit Rhizophora mucronata (Bakau) dan 2.300 bibit Cemara Laut
Sosialisasi dan pembentukan Kelompok Kerja Perubahan Iklim
(Output 2.1.1)
PEMBELAJARAN
Metode untuk melakukan kegiatan harus diperbaiki, terutama terkait jadwal kegiatan dan peserta.
TANTANGAN
Kegiatan dimulai dan selesai tidak sesuai pada waktu yang sudah dijadwalkan.
HASIL
Tersosialisasinya Adaptasi Perubahan Iklim dan terbentuknya Kelompok Kerja Perubahan Iklim Kandang Panjang